Cerpen : Spektrum Cinta

Tanganku masih saja gemetar. Jantungku berdebar kencang. Seakan harapan,impian,cinta,dan cita telah musnah dalam sekejap.Ku tak kuasa menahan tangis dan ku juga tak kuasa memendam semua amarah,kekecewaan, serta penderitaan dari dalam lubuk hatiku yang terdalam.Ku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Berdiam diri sambil meratapi kenyataan yang telah terjadi ataukah berusaha bangkit menerima kenyataan yang ada.Aku tak tahu, memang itu terlalu pahit untuk dikenang dan terlalu sulit untuk dirasa.Cinta memang butuh pengorbanan.Tapi,apakah aku harus selalu berkorban demi cinta? Selalu tersakiti dan selalu berharap pada cinta yang tidak pasti?? Mungkin,itulah takdir Tuhan.Aku memang tak pantas untuk dicinta dan tak pantas untuk mencinta.Itu terlalu sulit bagiku, mengarungi getirnya cinta yang aku rasa.Aku hanya bisa pasrah dan menunggu suatu keajaiban datang.Tapi itu semua mustahil bagiku,menunggu datangnya cinta yang tak pernah terucapkan,hanya hati dan Tuhan yang tahu betapa besar dan betapa dalamnya pengorbanan cintaku. Pengorbanan yang telah lama aku pupuk,aku pendam, dan aku perjuangkan demi seorang pangeran hati tercinta.Pangeran yang telah berhasil mencuri hatiku, pangeran yang telah berhasil memberiku warna dan kebahagiaan dalam mengarungi hidup,dan pangeran yang selalu menjadi penyemangat dalam setiap perjuangan dan pengorbananku.Namun semuanya telah musnah.Harapanku telah hilang.Hanya kehampaan cinta yang aku rasa sekarang.
Aku masih saja duduk termenung di sudut kelas, sambil berusaha menenangkan hati yang telah terbakar oleh pedihnya cinta.Aku masih berusaha menghentikan segala isak tangis yang aku rasa .Tapi aku tidak bisa.Aku segera beranjak dari tempat dudukku dan mencoba untuk menghibur diri.Aku tidak boleh berdiam terus,meratapi dan menunggu cinta yang tidak pasti sama dengan menunggu cinta pada orang yang sudah mati.Lebih baik aku menyerah demi cinta daripada memperjuangkan cinta yang tak tentu arah.Setelah hati mulai terobati,aku pun beranjak mengambil selembar kertas dan perkamen. Aku goreskan tinta merah di atas kertasku dan mulai menuliskan sejumlah kata,”AKU HARUS BANGKIT..NO BOY NO CRY” dan mulai menempelkanya pada bangkuku agar selalu mengingatkanku pada masa depan yang gemilang.Dari situ aku mulai bisa belajar dan berusaha untuk mengejar cita yang ada di depan mata. Bukan cinta yang dipandang sebelah mata sebagai cinta yang tak terbalaskan. Aku terus belajar dan belajar dari pengalaman yang ada dan aku terus mengembangkan segala minat dan tekadku sampai pada akhirnya aku mulai lupa denagn pangeran impianku. Aku juga mulai mencoba hal baru dan mulai mencoba membuka hati yang telah tersakiti.
Waktu terus berjalan.tak ada tanda-tanda pangeran hatiku yang menunjukkan sinyal perasaanya padaku.Kulewati hari demi hari dengan penuh penantian. Meski ku sadar bahwa penantianku akan sia-sia. Tapi aku yakin dalam diriku dan aku percaya satu hal bahwa suatu saat nanti keajaiban itu pasti akan datang.Aku yakin itu...suatu saat nanti..
Jam menunujukkan pukul 10.00 pagi. Suasana hening masih terasa di kelas itu.Hanya suara celotehan guruku dan angin yang terus-menerus mendesis serta dedaunan yang jatuh tertiup angin yang semakin menggelitik telinga.Aku masih berusaha mencari ketenangan di kelas itu.Aku tahu tak sepantasnya bagiku membawa permasalahan pribadi dalam kondisi seperti ini,namun aku tak bisa.Setiap detik,setiap menit, dan setiap waktu aku selalu memikirkanya.Karena dialah satu-satunya pangeran impian yng tak lekang oleh waktu dan selalu ada dalam hatiku.Aku masih saja terbuai dengan segala angan-angan indah yang sedari tadi membelitku, membuatku tak peduli denagn semua celotehan yang keluar dari mulut guruku.Alkena,Alkuna,Senyawa kovalen atau apalah itu.Membuatku semakin tak bergairah untuk meneruskan pelajaran yang sedang berlangsung saat itu.Sampai pada akhirnya bel istirahat pun berbunyi.”Teng...teng..teng..”memecahkan semua keheningan yang ada di kelas itu.Aku pun berjingkat dan segera sadar dari semua khayalan tingkat tinggi itu.Melamun di kelas merupakan suatu hal yang biasa bagiku akhir-akhir ini. Mungkin karena pangeran itu yang selalu hadir dalam bayang-bayang hidupku.Aku pun tak tahu mengapa semuanya bisa jadi seperti ini.Mungkin karena dia selalu muncul tiba-tiba dihadapanku.Atau kebiasaanku yang selalu melihat foto profil FB-nya, membuatku mengingat lekat sosok wajahnya dengan senyumanya yang manis dan menawan.Itulah yang selalu ada dalam pikiranku.
Angin-angin kecil menderu-deru mencoba bermain-main dengan kerudung putih yang aku kenakan saat itu, ketika itu aku sedang duduk sendiri di bangku taman menghabiskan setengah jam dari waktu istirahat yang kupikir merupakan waktu yang membosankan.Ya...membosankan melihat kerumunan siswa yang sedang berdesak-desakan berlomba-lomba membeli kue sekedar untuk mengganjal perut mereka. Aku lebih memilih duduk-duduk menikmati pemandangan indah di depan mata,maksudnya pemandangan segerombolan geng kakak kelas yang asyik berbincang-bincang setiap kali istirahat berlangsung.Bukanya mau cari perhatian, tapi salah seorang dari mereka adalah pangeran yang selama ini aku elu-elukan, aku impikan, dan menjadi sosok lelaki pujaan yang ada di hidupku.Itulah sebanya aku lebih sering menyendiri saat istirahat berlngsung. Karena ku suka menyimpan sendiri semua keluh kesahku,perasaanku serta semua tentangku,itulah sebab mengapa semua teman-temanku menjulukiku si pribadi tertutup,sehingga tak ada lelaki yang mau dekat denganku.Oh...sungguh malangnya nasibku..Tapi tak apa,dalam hati kecilku berkata ”Untuk yang satu ini aku pasti bisa”.
Hari demi hari kulewati,masa-masa indah di sekolah semakin melekat saja rasanya. Sehari tanpa melihat batang hidungnya,membuatku pusing sehari semalam,memikirkan tentang apa yang terjadi dengan dirinya.Mungkin itu terlalu berlebihan.Tapi itu kenyataan yang semakin membelit hidupku.Aku tak tahu dan aku tak ingin penantianku tak semakin menemukan titk ujung.Meski aku dan dia sudah saling mengenal,tapi hubungan kita hanya sebatas teman.Maksudku teman dalam artian yang wajar.Kita tak pernah bertegur sapa,apalagi berbicara.Meski kita sudah pernah dekat sebelumnya.Aku tahu bahwa dia punya rasa padaku.Tapi aku tak punya bukti akan hal itu.Tak ada respon atau sinyal cintanya secara langsung padaku.hanya dunia maya yang semakin mempersatukan kita berdua.
Malam itu,Aku masih sibuk mengutak-atik FB,mengup-date status,sambil menunggu berita terbaru dari pangeran itu.Sudah satu jam,dua jam,sampai tiga jam aku menunggu.Tak ada tanda-tanda kemunculanya.Sampai pada akhirnya status terbaru muncul darinya,”Aku suka padamu tapi aku malu untuk mengatakanya...Putri kecilku”.Seketika itu pula aku langsung berjingkat.Seakan impianku semakin dekat saja.Gerbang impian semakin membuka perlahan-lahan.Aku tahu bahwa status yang ditulis olehnya merupakan gambaran perasaanya kepadaku.Terbukti dengan tulisan putri kecilku yang merupakan inisial dan julukanku saat itu.Hati gundah kembali senang.Tak sabar menunggu esok hari ,mengucapkan selamat pagi untuk pangeran tercintaku.
Pagi yang cerah.membuat semangat tersendiri tuk mengejar cinta yang ada di depan mata,namun suasana indah penuh dengan harapan berubah seketika menjadi duka yang amat mendalam ketika aku melihat wanita lain sedang berbincang dengan pangeran impianku di halaman depan sekolah.Aku tahu,itulah wanita yang selama ini membuat hatinya luluh.Tapi di lain pihak dia juga membuka harapan untukku. Aku semakin bingung dan tak tahan melihat semua itu.Aku berlari melewatinya dan segera menuju ke kelas sambil menitikkan air mata.Aku memang tak pernah bisa untuk tegar.Meski dia bukan siapa-siapaku, tapi dia sangat berarti dalam hidupku.Dia selalu memberiku motivasi untuk terus maju dan semangat hidup yang besar dalam hidupku.Aku sadar akan hal itu.Aku berusaha tenang dan tetap konsen sampai pelajaran usai.Hanya itu yang bisa aku lakukan.
Peristiwa itu masih terbayang jelas di benakku meski sudah berulang kali aku berusaha untuk melupakannya. Ku berjalan menyusuri jalan setapak menuju pekaranganku,dan ketika aku sampai di seberang jalan yang besar,aku merasa ada sesuatu yang aneh dan mengganjal dalam kepalaku.Serasa pusing dan tubuhku kehilangan keseimbangan.Namun, ku masih saja meneruskan perjalanan pulang.Sampai seketika itu mobil Jeep hitam melaju kencang ke arahku.dan akhirnya terjadilah...Kecelakaan itu menimpaku.Aku tak bisa merasakan apa-apa saat itu.hanya bayangan hitam dan tubuh melayang yang kurasa saat itu.Aku tak tahu apa yang terjadi selanjutya padaku.
Pelan-pelan ku mulai membuka mata.Serasa bangun dari tidur panjangku.Aku masih bisa merasakan sakit-sakit pada beberapa bagian tubuhku.Dengan selang pernafasan dan infus yang melekat di tangan,aku masih mencoba untuk menguatkan diri.Ternyata aku sedang berbaring di sebuah kamar tidur rumah sakit.Dan aku melihat seluruh anggota keluarga dan teman-temanku tersenyum senang melihat ke arahku,meski ku tahu ada goresan kesedihan yang menghiasi wajah mereka.Namun ku tak terlalu peduli akan hal itu. Aku hanya senang melihat mereka kembali setelah koma selama satu minggu.Namun sesuatu yang mengganjal kembali menghantuiku.Aku merasa ada sesuatu yang aneh pada kakiku.Terasa ringan dan tak seperti biasanya.Aku semakin penasaran.Aku mulai membuka selimut tebal yang menutupi kakiku.Dan seketika itu pun aku terkejut ketika melihat bahwa kaki kiriku telah diamputasi.Aku tak bisa terima akan hal itu.Aku menjerit sekerasnya sambil berkata,”Tuhan tidak adil......Tuhan tidak adil....mengapa semua kemalangan selalu berpihak kepadaku!!!”sambil berlinang air mata ku terus mengucapkan kata-kata itu.Ku tak peduli semua orang yang ada di situ menenangkanku.Aku hanya merasa menjadi orang yang paling sial dan tak beruntung di dunia ini.Urusan cinta,cita,hati semuanya terasa gagal di mataku.Serasa semua impianku telah musnah.Impian mengejar pangeran tercinta, impian mengejar karir lainya serasa pupus dalm sekejap.Aku masih tak bisa terima akan hal itu.Aku tak bisa menerima semuanya, tak bisa berhenti meneteskan air mata sampai situasi malam mulai menggerogoti suasana siang itu.
Malam berganti pagi.Suasana deru,kesal,jengkel masih menghantuiku pagi itu.Entah mengapa sebuah kecelakaan itu membuatku jadi seperti ini.Aku tidak bisa merasakan lagi indahnya bermain dengan teman-teman seperti dulu lagi,aku tidak bisa lagi berjalan sekedar untuk melihat pangeran cintaku saat istirahat berlangsung,dan aku tidak bisa melakukan sesuka hatiku seperti dulu lagi.Mungkin aku hanya bisa duduk di kursi roda sambil meratapi nasib,dan membiarkan semua impian dan cintaku pergi begitu saja.Aku hanya berusaha untuk dapat menerima semua ini dengan lapang dada.Tapi,masih ada satu hal yang membuatku masih belum bisa menerima semuanya,yaitu impianku mendapatkan pangeran cintaku.Itulah satu hal yang selalu terbayang dalam pikiranku.
Suasana di kamar itu semakin suram saja.Seperti tak ada tanda-tanda kehidupan.Tak ada satupun keluarga ataupun teman yang sekedar menunggu atau menengokku.Hanya suara pasien yang menjerit kesakitan di ruang sebelah.Membuatku semakin tak semangat tuk jalani hidup.Siang itu aku memutuskan untuk tidur,sekedar menghilangkan rasa pening di kepala yang sedari tadi menggelutiku.
Sampai akhirnya siang berganti sore.Suasana di kamarku masih tetap sama seperti tadi.Tak ada seorang pun yang ada di sana.Namun, ada sesuatu yang berbeda dengan kamar pasien yang aku tempati itu.Ternyata sebuah karangan bunga besar berdiri kokoh di sudut ruangan kamarku.Ditambah lagi dengan lantai kamar yang penuh dengan bunga rose merah serta lilin-lilin kecil yang sekedar berdiri menghiasi masing-masing sudut kamar.Aku pun tertegun sejenak.Heran melihat situasi yang sedang terjadi.Tiba-tiba kerumunan orang memakai baju pasien rumah sakit jiwa memasuki kamar yang aku tempati itu.Dan secara spontan membuyarkan lamunanku itu.Aku pun terkejut,senang, bercampur haru melihat seluruh anggota keluarga dan teman-temanku rela melakukan itu semua sekedar untuk menghiburku.Namun dugaanku ternyata salah.Mereka membawa kue tart coklat besar dengan angka 17 di atasanya sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun padaku.Ternyata hari ini aku berulang tahun.Aku pun tak sadar akan hal itu.Aku sendiri lupa dengan hari ulang tahunku.Mungkin karena banyaknya permasalahan yang aku hadapi akhir-akhir ini ditambah lagi dengan kecelakaan yang sedang menimpaku,membuatku lupa akan hal itu.Namun dalam hati kecilku yang paling dalam,aku senang melihat perjuangan mereka yang masih mengingat jelas tanggal di mana aku lahir.Dan yang terpenting mereka masih menganggapku sebagai sosok yang utuh seperti dulu lagi serta mereka mau menerima dan memberikan yang terbaik untukku.Aku pun senang akan hal itu.Hidupku yang tadinya suram menjadi berwarna dengan kedatangan mereka.
Belum usai keterkejutanku,kejutan kedua datang lagi menghampiriku.Sesosok pria dengan baju dokter berkalungkan stetoskop sambil membawa karangan bunga rose merah muncul diantara keluarga dan teman-temanku itu.Namun ku tak mengenali siapa dirinya,karena ia mengenakan topi dan masker penutup yang biasa digunakan setiap dokter saat operasi.Aku semakin penasaran saja dan berusaha mengenali siapa sosok pria itu.Dalam hati kecilku berkata,”Apa mungkin itu pangeran cintaku??Ah..tapi tak mungkin dia rela datang dan menggenakan pakaian seperti itu.Atau mungkin itu dokter sungguhan?? Ah....tapi tak mungkin mungkin dokter memaki topi sambil membawa karangan bunga seperti itu”.Aku semakin penasaran dan tak sabar ingin melihat siapakah sosok dia sebenarnya.Aku pun menunggu moment-moment itu.Tak lama kemidian sesosok dokter iru mendekat ke arhaku,membuka masker penutup wajahnya,dan melepaskan topinya sambil berkata,”Selamat ulang tahun putri kecilku”.Mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya,seakan impian yang selama ini terus terbayang di benakku,akhirnya terwujud juga.Hati kesal menjadi senang,hati suram menjadi riang hanya karena seuntai kata yang keluar dari mulut manisnya itu.Aku pun tertegun sejenak kemudian menimpali perkataan yang diucapkannya,”Terimakasih Morgan”.Morgan adalah nama pangeran cintaku.Dan nama itu menjadi nama yang spesial dan tak terlupakan dalam hidupku.
Setelah mengucapkan ucapan selamat kepadaku, Morgan mengulurkan tangannya memberikan sebuah karangan bunga itu kepadaku.Dan aku menerimanya dengan senang dan berbangga hati.
Setelah acara pertemuanku dengan Morgan untuk pertama kalinya telah usai,mereka melanjutkanya dengan acara memotong kue sambil bercengkrama ria.Namun dalam benakku, aku juga heran mengapa suster dan pihak rumah sakit tidak protes dengan semua sorak sorai mereka yang dapat menggangu pasien lain.Aku juga tak tahu.Mungkin sudah diatur sedemikian rupa oleh mereka ataukah hanya perasaanku saja
Mereka masih bercengkrama ria, make a wish sambil menatap ke arahku dengan begitu tajamnya dengan mulu komat-kamit yang membuatku semakin tak tahan saja melihatnya. Sedangkan pangeran cintaku duduk di sudut ruangan menghadap ke arahku.Pandangan matanya yang tak pernah lepas dari pandanganku, ditambah senyumanya yang manis,tulus dan ikhlas selalu tercurahkan padaku.Membuatku semakin betah untuk berlama-lama di ruangan itu.Di situ aku mulai menyadari arti hidup yang sebenarnya dan mulai mensyukuri terhadap semua anugerah yang diberikan tuhan kepadaku.Aku juga mulai merasa bahwa dibalik kekuranganku masih ada suatu anugerah yang tak terkira yang membuat hidupku menjadi lebih sempurna.
Jam menunjukkan pukul 08.00 malam. Jam kunjung pasien telah usai.Suasan ceria dan gaduh mulai mereda. Mereka akan segera pulang meninggalkan semua keceriaan.Namun tetap membekas di hati. Sebelum pergi, mereka memberikan semangat dan doa kepadaku.Juga tidak lupa dengan Morgan yang memberikan sebuah kalung berbentuk hati dengan foto sosoknya yang menempel di sana.Kemudian dia berkata padaku,”Jagalah baik-baik kalung ini,karena kalung ini yang selalu mengingatkanmu pada cintaku yang tulus ini.Cintaku yang tulus untuk saat ini dan selama-lamanya.Selamat tinggal putri kecilku”.Aku pun tak tahan sampai meneteskan air mata karena ucapanya.Aku tak menyangka dia mengucapkan kata-kata cinta yang selama ini aku tunggu-tunggu.Aku tak bisa berkata apa-apa. Hanya senyum tulusku yang terlontar padanya.Kemudian dia pergi sambil membalas senyumanku dan mengucapkan selamat tinggal padaku.Hari itu menjadi hari yang tak terlupakan olehku untuk sekarang dan selama-lamanya.Akhirnya sebuah pengorbanan mempersatukan cinta kita berdua,Tak ada satupun yang memisahkan cinta kita.Untuk sekarang dan selama-lamanya.

by:Ike Mahlida Putri

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.